Data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia menunjukkan meningkatnya kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia. Partisipasi asing melalui Sertifikat Bank Indonesia pada bulan Juni naik lebih dari dua kali lipat menjadi Rp33,6 triliun dari Rp16,6 triliun pada bulan Mei.
Dalam laporannya, Deutsche Bank mengatakan bahwa angka tersebut "menunjukkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap Indonesia" meskipun saat ini kekuatiran terhadap inflasi masih menjadi perhatian utama.
Para pengamat mengatakan, keputusan BI untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin akan membantu mengurangi dampak dari inflasi. Inflasi bulan Juni lalu tercatat sebesar 11,03% atau tertinggi dalam 2 tahun terakhr. Meskipun demikian para pengamat mengatakan keputusan untuk menaikkan suku bunga harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kesulitan pada dunia usaha.
Investor asing juga menunjukkan minat yang sangat tinggi melalui obligasi negara. Menurut data Departemen Keuangan, investasi asing dalam obligasi pemerintah naik dari Rp89 triliun ($9,67 milyar) pada bulan Mei menjadi Rp96 triliun atau setara dengan 18,45% dari nilai total obligasi pemerintah. Menurut Dirjen Pengelolaan Hutang Negara Rahmat Waluyanto, angka ini merupakan yang tertinggi dalam satu tahun terakhir.
Pemerintah juga mendapatkan dana sebesar Rp6,45 triliun dari lelang obligasi negara yang dilakukan pada hari Selasa lalu. Investor asing tercatat mendominasi 60% dari nilai penawaran total yang masuk Rp11,79 triliun. Rachmat Waluyanto mengatakan, membaiknya nilai tukar Rupiah membantu meningkatkan kepercayaan investor kepada Indonesia. Rachmat mengakui bahwa minat terhadap investasi di Indonesia dimulai sejak krisis subprime mortgage terjadi di Amerika.
Gubernur Bank Indonesia, Boediono mengatakan bahwa ekonomi Indonesia telah kembali pulih dari pengaruh kenaikan harga BBM, terlepas dari naiknya suku bunga dan inflasi.
"Saya telah melaporkan kepada Presiden bahwa ekonomi Indonesia telah berangsur-angsur pulih. Kita telah berhasil mengatasi dampak dari kenaikan harga BBM," kata Boediono.
Boediono, dalam kesempatan setelah pertemuan tersebut mengatakan, saat ini cadangan mata uang asing Indonesia mencapai $59,6 milyar dan inflasi berangsur-angsur normal. Indeks harga konsumen diperkirakan mencapai puncaknya pada bulan Juni lalu dan akan mulai normal pada akhir tahun ini.
Inflasi pada akhir tahun diperkirakan akan mencapai 11,5 hingga 12,5% dan pada akhir tahun 2009 akan mencapai 6,5 hingga 7,5%. Menteri keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan mencapai 6,19%.
Bisnis pendanaan tidak menunjukkan dampak dari melemahnya perekonomian Indonesia. Jumlah kredit yang disalurkan oleh perusahaan pendanaan pada bulan Mei lalu naik 22,75% dibanding tahun sebelumnya atau naik menjadi Rp118,36 triliun ($12,6 miliyar). Pendanaan untuk konsumsi mencakup 63,29% dari jumlah kredit yang disalurkan. Berdasarkan data, kredit di sektor pendanaan konsumen mencapai Rp74,92 triliun atau naik 21,39% dalam kurun waktu satu tahun. Sementara itu, kredit pinjaman naik 25,49% menjadi Rp31,82 triliun.
Dengan melihat data tersebut, Ketua Asosia Perusahaan Pendanaan, Wiwie Kurnia menilai prospek bisnis untuk industri pendanaan masih sangat baik.
Wiwie Kurnia mengatakan, pertumbuhan pendanaan terbesar berada di sektor otomotif. Penjualan mobil dan motor mencatat pertumbuhan yang cukup besar.
Krisis pasokan listrik yang terus terjadi di wilayah-wilayah di Indonesia tetap menjadi perhatian utama para investor. Beberapa perusahaan asing, termasuk konsorsium pengusaha asal Jepang telah menyatakan kekuatirannya secara langsung kepada Presiden Yudhoyono. Para pengusaha mengatakan, apabila krisis listrik terus terjadi, maka mereka akan memindahkan usahanya dari Indonesia. Para pengamat mengataka, krisis listrik memiliki potensi kerugian di masa depan senilai $1 milyar.
Pemerintah telah mengeluarkan aturan waktu kerja selama akhir pekan. Pemerintah memberikan batas maksimal sebanyak 2 kali akhir pekan setiap bulannya untuk mengurangi beban listrik yang ditanggung oleh PLN selama hari kerja. Jakarta Pusat yang merupakan lokasi beberapa industri besar mengalami pemadaman listrik secara berkala
SBI makin diminati investor asing
Data Bank Indonesia pada bulan Juni lalu menunjukkan bahwa kepemilikan investor asing di Sertifikat Bank Indonesia tercatat sebesar Rp17 triliun ($1,86 milyar). Naiknya jumlah kepemilikan asing di SBI yang merupakan indikasi dari aliran dana dari luar negeri, menunjukkan mulai pulihnya tingkat kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia. Demikian menurut laporan Reuters. Naiknya jumlah aliran dana tersebut juga dipengaruhi oleh membesarnya perbedaan antara suku bunga Amerika Serikat dan suku bunga Indonesia.
Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa kepemilikan asing dalam SBI dengan jangka waktu 1, 3 dan 6 bulan naik lebih dari dua kali lipat menjadi Rp33,6 triliun pada bulan Juni dari Rp16,6 triliun pada akhir bulan Mei.
"Kami menilai bahwa naiknya minat investor asing terhadap SBI menunjukkan naiknya tingkat kepercayaan terhadap ekonomi makro Indonesia…meskipun inflasi masih menjadi perhatian, namun Bank Indonesia mengharapkan inflasi akan turun pada tahun 2009." Demikian menurut laporan Deutsche Bank.
"Kami memperkirakan inflasi sebesar 8%. Dengan demikian, suku bunga acuan BI akan menjaga stabilitas Rupaih yang juga akan sangat dipengaruhi oleh aliran dana ke dalam sertifikat pemerintah."
Bank Indonesia pada awal bulan ini kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 8,75%. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak bulan Juni tahun lalu.
Inflasi tahunan naik menjadi 11,03% pada bulan Juni atau yang tertinggi dalam 2 tahun terakhir yang dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM pada bulan Mei lalu.
Comments (0)
Post a Comment