RESPON SUKU BUNGA DAN KREDIT PERBANKAN DI NTB TERHADAP KEBIJAKAN BI

RESPON SUKU BUNGA DAN KREDIT PERBANKAN DI NTB TERHADAP KEBIJAKAN BI


Aktivitas ekonomi yang menjadi pendorong tumbuhnya suatu perekonomian adalah kegiatan investasi, konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah dan ekspor-impor. Di Nusa Tenggara Barat, pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB) dalam 3 tahun terakhir didominasi oleh kontribusi kegiatan konsumsi rumah tangga (rata-rata kontribusi sekitar 55%). Mengaitkan antara kegiatan-kegiatan ekonomi pembentuk PDRB, khususnya kegiatan konsumsi dan investasi, dengan kredit perbankan, terlihat bahwa penyaluran kredit oleh perbankan di Nusa Tenggara Barat turut berperan dalam membiayai kegiatan konsumsi dan investasi di Nusa Tenggara Barat.


Dari hasil penelitian yang dilakukan KBI Mataram, dapat ditunjukkan bahwa pergerakan suku bunga deposito secara umum mengikuti pergerakan suku bunga SBI dengan lag 1 bulan. Pergerakan suku bunga deposito bersifat asimetri dimana penurunan suku bunga kebijakan lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan suku bunga kebijakan. Karakteristik bank berdasarkan besarnya aset, tingkat likuiditas, dan letak kantor pusat berpengaruh secara signifikan dalam penetapan suku bunga deposito. Dalam menetapkan suku bunga depositonya bank-bank kecil (aset kecil atau likuiditas kecil) maupun bank-bank yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KBI Mataram lebih responsif mengikuti pergerakan suku bunga SBI.


Di sisi lain, secara umum pergerakan suku bunga kredit, dalam hal ini diwakili oleh suku


bunga konsumsi, cenderung kaku mengikuti pergerakan suku bunga kebijakan dengan lag 2 bulan.


Pergerakan tersebut bersifat asimetri di mana lebih responsif terhadap peningkatan suku bunga kebijakan dibandingkan dengan penurunan suku bunga kebijakan.


Karakteristik bank juga berpengaruh terhadap penetapan suku bunga kredit. Bank yang beraset kecil mempunyai respon yang paling besar terhadap peningkatan suku bunga SBI, maupun terhadap penurunan suku bunga SBI. Hal serupa terjadi pada kelompok bank dengan tingkat likuiditas kecil yang lebih responsif terhadap kenaikan suku bunga SBI dibandingkan penurunan SBI.


Sementara itu, bank-bank yang berkantor pusat di luar Nusa Tenggara Barat terlihat lebih responsif terhadap kenaikan dan penurunan suku bunga SBI dibandingkan dengan bank-bank yang berkantor pusat di Nusa Tenggara Barat.


Penelitian juga membuktikan hipotesa bahwa pengucuran kredit total pada individual bank di wilayah Nusa Tenggara Barat tergantung secara positif kepada PDRB dan tingkat harga, serta secara negatif kepada suku bunga kebijakan. Hal ini terlihat dari hasil olah data yang menunjukkan PDRB, inflasi, dan suku bunga berpengaruh sesuai dengan hipotesa dan signifikan, kecuali PDRB pada kelompok bank dengan likuiditas kecil yang tidak signifikan. Secara umum, pengaruh pertumbuhan ekonomi lebih besar dibandingkan pengaruh suku bunga kebijakan dan inflasi daerah.


Karakteristik bank juga sangat berpengaruh dalam pengucuran kredit. Semakin besar asset yang dimiliki bank semakin sensitif bank-bank tersebut terhadap pertumbuhan PDRB, inflasi, dan suku bunga kebijakan. Namun demikian, bank-bank yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KBI Mataram merespon suku bunga kebijakan lebih cepat dibandingkan bankbank yang berkantor pusat di wilayah kerja KBI Mataram.

Related Posts by Categories



Comments (0)