Suatu hari ceritanya terjadilah kesepakatan rekonsiliasi atau islah antara Pak SBY, Bu Mega, Pak Habibie dan Gus Dur. Tentunya hal ini menjadi berita gembira bagi seluruh rakyat Indonesia, yang selama ini sudah bosan menyaksikan para pemimpin bangsa ini saling berseteru satu sama lain.
"Nah sekarang, supaya rakyat melihat langsung bahwa kita sudah akur ..... bagaimana kalau besok kita bersama-sama melakukan kunjungan kerja ke beberapa daerah tertinggal ..... setuju ??? " tanya Pak SBY.
Yang lain menjawab : " setujuuuu" ..... Gus Dur menimpali "saya sih setuju-setuju saja".
"Kalau begitu, saya minta tolong Pak Habibie memerintahkan anak buahnya di IPTN supaya menyiapkan pesawatnya, bagaimana Pak Habibie???" Tanya Pak SBY lebih lanjut.
"Oke Pak tak ada masalah, selalu siap setiap saat" tandas Pak Habibie.
Keesokan harinya terbanglah mereka ber empat tanpa disertai pengawal, asisten ataupun ajudan..... dan hanya disertai seorang pilot pesawat. Singkat cerita mereka telah selesai melakukan kunjungan kerja ..... dan terbang kembali ke Jakarta.
Namun apa yang terjadi ..... dalam penerbangan kembali tersebut mendadak pesawat mengalami kerusakan alat kendali dan kebocoran bahan bakar.
"Wah celaka dua belas nih, pesawat ini tidak bisa dikendalikan dan pasti akan jatuh hancur" kata sang pilot dengan paniknya, "kalau begitu ..... cepat terjunkan para tokoh bangsa ini dengan ransel parasut yang ada" tambahnya. "Tapi bagaimana ya ..... parasutnya cuma ada 4, padahal semuanya ada 5 orang" tambah sang pilot kebingungan.
"aah sudahlah ..... minta pertimbangan dari para beliau sajalah" kata sang kapten sambil bergerak cepat menemui para tokoh bangsa yang sedang bercengkrama dengan akrabnya satu sama lain.
Dengan nada hati-hati sang kapten berkata "mohon maaf Bapak-bapak dan Ibu ..... karena kendali pesawat mengalami kerusakan dan pesawat pasti akan jatuh hancur .... maka dipersilakan Bapak-bapak dan Ibu berunding sendiri siapa yang akan terjun duluan dengan 4 ransel parasut yang ada ini".
"Saya khan presiden RI, saya masih diberi amanah untuk mengurus rakyat yang sedang dihimpit berbagai kesusahan, jadi ..... ya jelas saya dulu dong yang terjun" kata Pak SBY penuh keyakinan, karena yang lainnya menyetujui, akhirnya Pak SBY lansung memasang ransel parasutnya dan ..... jleng ..... Pak SBY akhirnya terjun dengan selamat.
"Saya ini banyak ngurusin wong cilik, lagipula saya harus meneruskan perjuangan bapak saya mempertahankan kemerdekaan dengan menjadi pemimpin negeri ini, jadi ..... saya yang harus terjun selanjutnya" kata Bu Mega dengan mantap ..... karena yang lainnya manggut-manggut saja, Bu Mega langsung memasang ransel parasutnya dan ..... jleng ..... Bu Mega akhirnya terjun dengan selamat.
Setelah Bu Mega terjun, Pak Habibie mendesak agar dia yang terjun berikutnya dengan memberi alasan : "Saya khan yang menguasai Hi-Tech, bagaimana suatu bangsa akan maju tanpa menguasai hi-tech ..... bukan begitu Gus Dur ?".... Gus Dur menjawab : "silakan saja duluan ...... gitu aja kok repot", akhirnya Pak Habibie memasang ransel parasutnya dan ..... jleng ..... akhirnya Pak Habibie terjun dengan selamat.
Kemudian ..... tanpa ba...bi...bu...Gus Dur langsung mengambil dan memasang sendiri ranselnya tanpa meminta tolong ataupun meminta persetujuan terlebih dahulu dari sang pilot, karena dipikirnya pasti dia yang akan terjun selanjutnya.
"Gus Dur ...." sang pilot memanggil sambil terkejut ..... "kenapa sih kok pake protes segala, jelas-jelas sekarang saya yang harus terjun, saya ini kyai langitan tau nggak ..... banyak para kyai dan santri se Indonesia yang harus saya urus" hardik Gus Dur.
"Tapi Gus Dur ....." sang pilot mencoba menyela, tapi Gus Dur tidak peduli selaannya ..... bahkan terus berkata :"Nggak pake tapi-tapian.... ngeyel amat sih lu ..... sudah saya terjun duluan yah" tegas Gus Dur sambil langsung ..... jleng ..... terjun.
"Gus Du.....uuur" pekik sang pilot melihat Gus Dur terjun.
Sang Pilot terduduk lemas. Setelah beberapa saat menghela napasnya, sang pilot berkomentar sendirian "Ya sudah kalau nggak mau dibilangin, tadinya saya cuma mau bilang ..... kalau ransel yang dipakainya bukan ransel parasut ..... tapi ransel baju yang saya bawa, karena maunya begitu ..... ya sudah".
Akhirnya sang pilot memasang ransel parasut yang terakhir dan ..... jleng ..... sang pilot terjun dengan selamat. Bagaimana dengan Gusdur ... ???
Salah Ransel
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Comments (0)
Post a Comment